Powered By Blogger

Jumat, 24 Mei 2013

Kebahagiaan Saat HUjan

23 Mei 2013

23 Mei adalah Ulang Tahun wali kelasku dulu, wali kelas yang begitu baik hati. Tahun lalu saat beliau masih menjadi wali kelas kami, kami membelikannya sebuah kue tart. Namun tahun ini tidak. Karena ada sedikit miskomunikasi.

Kami berniat membikinnya marah. Bisik-bisik dari ujung ke ujung, menulis surat ujung ke ujung namun tak berhasil. Kami tak menemukan ide dan akhirnya dari seberang kiri (yang saat itu bangku kami dibentuk seperti konfrensi meja kotak) terdengar suara lirih Agung yang menyuruhku untuk pingsan. Aku tak tau pingsan bagaimana, apalagi saat itu aku sedang menangis. Tak ada anak perempuan yang sanggup pingsan, dan tara...

Tiba-tiba Johan marah pada Agung karena dia rame dari tadi. Sungguh alasan yang konyol sekali. Kami tak pernah bertengkar untuk masalah seperti itu. Paling hanya anak perempuan sama yang sebal melihat kelakuan anak laki-laki yang kompak rame dikelas. bukan anak laki-laki dan laki-laki.

AKu tertawa terbahak-bahak melihat akting yang tak karuan itu. Wajah Johan begitu serius sekali sampai aku tak bisa membedakan antara akting dan Sandiwara. Namun, wajah Agung yang tersenyum-senyum membuatku ketawa. Wali kelas kami hanya ketawa. Awalnya kami mengira beliau tau rencana kami, tapi ... "Beliau tidak tau"

Saat kami selesai menyanyikan lagu "Happy Birthday" Beliau memberikan nasihat-nasihat yang sarat makna. Tentang Cinta yang bersemi, Cinta yang telah hancur karena badai yang menhadang, kekompakan yang telah memudar dikarenakan genk-genk yang terbentuk, dan tentang permusuhan. Aku sedikit ya... bisa dibilang tersindir. Karena aku sendiri sebenarnya mengalami kesalahpahaman dengan seseorang.

Sepertinya Baliau tau apa yang sedang terjadi pada kami. Sebenarnya aku ingin mengakhiri dan berdamai dengan dia. Tapi kenapa dia tak membuka pintu damainya untukku?

Saat-saat terakhir, saat hujan turun dengan bahagianya, dia menggerak-gerakkan tangannnya di depan LCD dan membuat bayangan "seekor Cacing" aku geli sekali dengan hewan itu. Dia melakukan berkali-kali dengan sesekali melihat ke arahku. Aku hanya menutup  mataku saja, karena kau sungguh tak ingin melihatnya.

Karena tak berhasil dia berteriak, "Caaciingg Caaccinngg Caaciingg" aku tak tau pasti berapa kali dia berteriak. AKu juga tak yakin apa yang dia teriakkan. Aku cuma tak ingin GR saja.

Tapi aku senang dia memanggilku cacing kembali.
Sebuah panggilan yang telah lama tak ku dengar. 

Seperti sebuah lagu, Aku akan selalu mengingat tentangmu saat hujan turun. Dan ku akan panjatkan doa untukmu saat hujan. Aku mencintaimu.

Aku selalu bahagia
Saat hujan turun
Karena aku dapat mengenangmu
untukku sendiri ohh... ooo

Selalu ada cerita
Tersimpan dihatiku
Tentang kau dan hujan
Tentang cinta kita
yang mengalir seperti air

Tidak ada komentar:

Posting Komentar